Muhammad Rofi Arrozaqi S.Tr.Sos
Orang dengan Gangguan Jiwa atau yang biasa
disebut dengan ODGJ akan disertai dengan gejala-gejala yang berupa halusinasi,
ilusi, dan tingkah laku yang aneh misalnya katatonik atau agresivitas (Eni an
Herdiyanto,2018). Oleh karena itu, ODGJ memiliki pola perilaku yang berbeda
dengan orang normal pada umumnya. ODGJ mengalami gangguan yang berupa gangguan
perilaku, gangguan pikiran serta gangguan perasaan sehingga fungsinya sebagai
manusia pun akan mengalami hambatan pula (Halida, Dewi, & Rasni, 2016).
ODGJ memerlukan terapi medis dan rehabilitasi psikososial dalam proses
pemulihannya. Salah satu profesi yang membantu ODGJ dalam proses pemulihannya
yaitu Pekerja Sosial Medis melalui kegiatan rehabilitasi psikososial. Rehabilitasi psikososial oleh Pekerja Sosial Medis merujuk
pada proses pemulihan individu yang mengalami masalah mental, emosional, atau
sosial melalui intervensi dan dukungan yang disediakan oleh Pekerja Sosial
Medis. Tujuan utama rehabilitasi ini adalah untuk membantu individu kembali
berfungsi secara optimal dalam masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup
mereka. Rehabilitasi psikososial untuk orang dengan gangguan jiwa adalah
proses untuk membantu individu yang mengalami gangguan mental agar bisa
mengatasi masalah psikologis, sosial, dan emosional yang mereka hadapi, serta
mendukung mereka untuk berfungsi kembali dalam masyarakat. Rehabilitasi ini
bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup dan memberikan dukungan untuk hidup
mandiri serta kembali berinteraksi dengan lingkungan sosial mereka.
Pekerja Sosial
Medis memiliki peran penting dalam
rehabilitasi psikososial bagi orang dengan gangguan jiwa. Berikut adalah
beberapa langkah dalam proses rehabilitasi psikososial untuk orang dengan
gangguan jiwa:
1. Asesmen Awal Kondisi Psikososial
Pekerja Sosial Medis melakukan penilaian yang
menyeluruh terhadap kondisi individu, mencakup aspek medis, psikologis, sosial,
keluarga dan lingkungan hidup. Penilaian ini bertujuan untuk memahami tingkat
gangguan jiwa yang dialami, serta mendeteksi faktor-faktor pendukung atau
penghambat dalam proses rehabilitasi.
2. Penyusunan Rencana Intervensi
Berdasarkan hasil penilaian setelah melakukan asesmen
awal kondisi psikososial pasien, Pekerja Sosial Medis bersama tim medis dan
keluarga menyusun rencana intervensi yang disesuaikan dengan kebutuhan
individu. Rencana ini dapat meliputi: terapi psikologis (misalnya terapi
kognitif perilaku, terapi keluarga, atau konseling), pendampingan sosial untuk
membantu individu kembali berinteraksi dalam masyarakat, pembinaan keterampilan
hidup, seperti keterampilan sosial, mengelola emosi, dan keterampilan vokasional
atau terapi kerja.
3. Pendampingan Psikologis dan
Dukungan Emosional
Pekerja Sosial Medis memberikan dukungan emosional
yang sangat penting untuk orang dengan gangguan jiwa. Pendekatan ini bertujuan
untuk mengurangi kecemasan, depresi, atau perasaan terisolasi yang sering
dialami oleh orang dengan gangguan jiwa. Pendampingan ini bisa dilakukan oleh
Pekerja Sosial Medis dalam bentuk terapi individual atau kelompok.
4. Pengembangan Keterampilan Sosial
Rehabilitasi psikososial juga fokus pada pengembangan
keterampilan sosial untuk meningkatkan kemampuan individu dalam berinteraksi
dengan orang lain. Ini mencakup: mengatasi rasa malu atau ketakutan dalam
berinteraksi, melatih individu untuk berkomunikasi dengan lebih efektif, membantu
mereka untuk beradaptasi dengan kegiatan sosial atau komunitas.
5. Pemberdayaan dan Dukungan
Kemandirian
Pekerja sosial bertugas untuk membantu individu
memperoleh kembali kemandirian, yang bisa mencakup: mendukung mereka dalam
mendapatkan pekerjaan atau pendidikan yang sesuai dengan kebutuahan mereka. membantu
individu untuk mengelola kegiatan sehari-hari, seperti merawat diri, belanja,
atau mengelola keuangan pribadi, mengurangi ketergantungan pada keluarga atau
sistem perawatan kesehatan dengan memfasilitasi mereka untuk hidup lebih
mandiri.
6. Pemberian Dukungan Keluarga
Keluarga memainkan peran yang sangat penting dalam
rehabilitasi psikososial, dan Pekerja Sosial Medis dapat melibatkan keluarga dalam
memberikan pendidikan atau konseling untuk meningkatkan pemahaman mereka
mengenai gangguan jiwa yang dialami oleh anggota keluarga mereka. Ini membantu
keluarga untuk memberikan dukungan yang lebih baik dan mengurangi stigma
sosial.
7. Pemantauan dan Evaluasi Berkala
Pekerja Sosial Medis dan tim medis dapat melakukan
pemantauan secara rutin untuk mengevaluasi kemajuan individu. Hal ini penting
untuk melihat apakah rencana intervensi yang diterapkan efektif atau perlu
penyesuaian lebih lanjut. Pemantauan juga bisa dilakukan dalam bentuk sesi
pertemuan dengan individu atau keluarga, serta pengamatan terhadap keterlibatan
individu dalam aktivitas sosial dan terapi kerja.
8. Integrasi Sosial dan Rekonstruksi
Kehidupan
Tujuan utama dari rehabilitasi psikososial adalah
integrasi individu kembali ke masyarakat. Hal ini bisa mencakup: membantu
individu untuk membangun hubungan sosial yang sehat dan positif, membantu
mereka untuk menemukan peran dalam masyarakat misalnya melalui kegiatan
sukarela kegiatan komunitas, mengurangi stigma sosial yang sering dialami oleh
orang dengan gangguan jiwa agar mereka diterima kembali dalam masyarakat.
Pentingnya Pendekatan Holistik
Rehabilitasi psikososial untuk orang dengan gangguan
jiwa harus melibatkan pendekatan holistik yang mempertimbangkan aspek medis,
psikologis, sosial, dan lingkungan. Pekerja Sosial Medis akan bekerja sama
dengan tenaga medis, psikolog, dan keluarga untuk memberikan dukungan yang
menyeluruh agar individu bisa mencapai kualitas hidup yang lebih baik dan
kembali berfungsi dalam kehidupan sosial.
Dengan rehabilitasi yang tepat, orang dengan gangguan jiwa dapat memperoleh pemulihan yang signifikan dan menjalani kehidupan yang lebih mandiri dan bermakna.